Senin, 09 Maret 2009

Sejarah Fotografi di Indonesia

Di Indonesia, penggunaan kamera pertama kali yang tercatat dalam sejarah belum jelas kapan. Tapi catatan sejarah menunjukkan seorang dari Eropa yang bernama Adolf Schaeffer datang ke Batavia dengan membawa kamera dengan lembaran peraknya. Tugasnya saat itu adalah membuat inventarisasi bergambar mengenai arca Hindu-Jawa.

Bagi Schaeffer, pekerjaan yang ditawarkan pemerintah kolonial tersebut bukan satu-satunya hal yang diabadikannya. Gambaran kehidupan di Jawa dan luar Jawa pun menjadi obyek menarik untuk diabadikannya. Gambar-gambar ini kemudian dijadikan pemerintah Belanda untuk memberikan gambaran mengenai negara yang jauh kepada masyarakat Negeri Belanda. Karya foto yang khas pada waktu itu adalah pemotretan Gusti Ngurah Ktut Jelantik, Raja Buleleng bersama putri dan pengawalnya.

Foto Borobudur yang ada di sebelah merupakan karya Adolf Schaeffer. Foto hasil order pemerintah kolonial ini diambil persisnya tahun 1844. Hasil gambar ini jugalah yang menjadi tonggak sejarah fotografi di Indonesia karena gambar di sebelah merupakan foto pertama yang diabadikan dengan kamera modern. (sumber klik di sini)

http://www.geheugenvannederland.nl/?/en/collecties/pioniersfotografie_uit_nederlands-indie/adolf_schaefer

Selanjutnya, pemerintah Belanda mulai memberi tempat khusus pada dunia fotografi di wilayah jajahannya teriutama di Indonesia. Untuk menujukkan keseriusannya didrikanlah Studio pertama yang dibuka di Batavia waktu itu bernama “Woodbury & Page” di Jalan Merdeka Selatan Jakarta (sekarang). Setelah itu semakin banyak juru foto yang bekerja pada pemerintahan kolonial.

Setelah itu dunia fotografi terus berkembang di bawah bayang-bayang kekuasaan kolonial. Pada Awal abad XX, Kassian Chepas menjadi satu-satunya juru foto lokal yang juga masih keturunan Jawa-Belanda. Karya fenomenal Chepas adalah foto-foto yang menggambarkan kehidupan di dalam tembok keraton, yang satu atau dua abad yang lalu menampakkan kemegahan dan kekuasaannya. Meski demikian kehidupan di keraton saat itu tetap terlihat sepi dan tunduk pada peraturan-peraturan kolonial.

Meski lahir pada jaman penjajahan, namun harus diakui bahwa hasil fotografi saat itu telah berhasil memberi gambaran Indonesia pada jamannya. Infomasi mengenai Hindia Belanda ini yang paling lengkap sekarang tersimpan di KIT (Konijnklijk Instituut voor de Troyen) di Amsterdam. Koleksi besar terdiri dari puluhan ribu obyek bersejarang semuanya dari bekas Hindia Belanda. Sebagian koleksinya sudah dikirim ke Badan Arsip Nasional RI di Jakarta. (berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar